Depan Indah Belakang Terluka

sumber

Setiap hari kita selalu bersama, kau yang selalu menemaniku dan tak akan pernah lepas menggenggamku, namun ada kalanya kita harus berpisah karena ada banyak sekali kendala yang menyudahi kita untuk saling menyatu. Segala perpisahan itu akan kulakukan hanya untuk kamu tetap bertahan, bertahan disini, selalu bersamaku.

Di depan senyumanmu yang indah nan penuh akan kemewahan cinta, tersimpan segores luka yang mendalam akannya kemiskinan hati, begitu menyesal aku akan kecerobohanku selama ini yang tak dapat menjagamu dengan baik. Begitu penuh dosa hati ini telah membuatmu terluka.

Engkau yang selalu mengingatkanku disaat aku lupa akannya waktu, engkau yang selalu mengingatkanku akan selalu untuk mengingat Tuhan dan keimananku, engkau yang selalu memperindah diri ini ketika kita saling menyatu, namun semua ini kandas, akibat kecerobohan fisik ini sehingga kini kau hanya indah di depan dengan senyuman indah nan penuh kemewahan cinta, namun apa daya di belakangmu tersimpan segores luka yang mendalam akan kemiskinan hati.

Beginilah Tampak Depanmu Yang Selalu Tersenyum

Dan inilah tampak belakang yang tergores luka

Cerita penghantar yang lumayan baik untuk mengibulkan para pembaca. Jadi sekarang gue ceritain tentang jam tangan gue, jam yang dulunya begitu indah menawan,rupawan, dermawan, hartawan, wartawan, gunawan, hermawan, sukirman, sukija supratman ini, seketika berubah menjadi jam hoaks replika. Hilang nih status keORIan jam gue, coba aja gue nggak ceroboh kemaren sembarangan makek jam, kalo nggak ya nggak bakalan kaya gini jadinya.

The History Of The Jam

Awal ceritanya gue memiliki jam ini ketika gue kemaren lagi jalan-jalan dengan teman gue si Budi. Jadi kita jalan-jalan refreshing otak. Tujuan utama kita di trap kali ini tidak hanya untuk refreshing otak, tujuan utamanya juga buat mencari barang sebuah kado untuk someone yang nggak bisa gue sebutin namanya.

Kali ini kita nggak hanya jalan berdua, tetapi juga ditemanin sama seorang wanita yang merupakan sepupunya si Budi, panggil saja namanya Asyura. Pertama-tama kita mampir kesalah satu toko kado. Ngapain ke toko kado ? ya beli kado lah, lu kira ke toko kado mau cari batu akik. Setelah sekian lama pilih sana pilih sini, ketemulah barang yang pas untuk dijadikan kado, langsung deh kita minta bungkusin tu barang. Ketika gue liat koleksi-koleksi barang ditoko tersebut, gue melihat sebuah lemari kaca yang berisi jam. Widih beli ah, secara gue kepengen ganti jam. Sambil pilih-pilih, eh si Asyura ngomong “kalau mau beli jam jangan disini, di Kapuas aja, banyak pilihan dan murah-murah. Cuman 35rb doang” widih nih anak, tau amat selera gue. Gue yang udah mendengar kata murah-murah dan dilengkapi dengan Cuma 35rb doang langsung semangat aja pengen cuss kesana. Begitu juga dengan si budi.

Ketika si mba’ pembungkus kado sudah selesai melaksanakan tugas negaranya, kita pun langsung saja tancap gas cari jam di toko Kapuas. Ngeeeeeeeeeeng dah sampai. Gue yang melihat hamparan jam yang terbaring dan bergantung-gantung langsung sudah siap untuk diraba-raba dan dibelai-belai semangat aja cepet-cepet parkirin motor. Langsung dah mata ini jelalatan, kadang ke jam coklatnya, kadang ke jam hitamnya, kadang juga ke mba’ mba’ nya. Gilak mba’ penjaganya cantik juga.

“Mba’ jam yang coklat ini berapa ?” ucap gue sambil menunjuk jam yang udah fotonya ada di atas. “90rb dek”. Ciaelah ini yang kata si Asyura 35rb mana? Langsung aja gue protes sama tu anak. “eh ini yang 35rb mana?”, “yang 35rb itu jam cewek, gue kira lu mau beli jam buat cewek”, tjaah, dengan santainya ni anak menjawab sambil senyam senyum.

Gue yang udah naksir banget sama mba’ yang ini, eh salah, maksud gue naksir banget sama jam yang ini, langsung aja keluarin trik ibu-ibu. “35rb dong mba” ucap gue sambil pasang muka termanis, kali aja hatinya si mba’ luluh :v. “nggak bisa dek, 60rb gimana”, gue dengan secuil sifat keibu-ibuan gue nggak nyerah gitu aja. “50 rb ya mba”, “nggak bisa dek, 60rb harga pas”. Ah ni mba pelit amat fikir gue. Karena udah naksir banget akhirnya terpaksa gue beli mba’ nya, eh maksudnya jamnya. Dan si budi pun juga udah milih jam yang akan di belinya, harga jamnya 50rb, sementara gue 60rb. Kesel juga gue kenapa jamnya lebih murah, mungkin jam gue lebih bagus wkwk.

Gue pun bayar sama si engkong-engkong cina pemilik tokonya, “berapa ni pak? , jam 2”, “100rb dek” lah ini kata mba’ nya jam gue 60rb, jam budi 50rb. Tapi gue Tanya engkong nya 2 malah 100rb. Gue untung nih, langsung aja gue cepet-cepet bayar dan cuss dari toko na’as itu. Dan akhirnya jam ini resmi punya gue.

~~~

Itulah sedikit sejarah dari sebuah jam tangan yang begitu gue sayangi, dan berakhir na’as di acara Perpisahan kakak kelas 3 sma gue, ternyata nggak hanya berpisah dengan gebeten-gebetan gue di kelas 3, tapi juga harus berpisah dengan jam tangan yang penuh cerita ini. Kecelaka’annya sih simple. Jadi kan kemaren pas acara perpisahan gue jadi pembawa acaranya, jadi gue pakek jaslah gitu biar tamvan, eh pas acara udah selesai, dan gue mau buka jas, eh kampret, salah satu besi jam nya nyangkut di benang jas, dan traaaak, besinya malah lepas dan penunjang besi kecilnya hilang entah kemana.  Simple banget dah kecelakaannya, pernah gue coba mengobati dengan mengambil besi pengait jam gue yang lain buat jam yang satu ini, tapi tak beberapa kandas rusak lagi. Dan inilah pilihan terakhirnya, menggunakan sebuah peniti, sedih gue. Tapi nggak apalah, terdapat kesan klasiknya. 

Dan sampai sekarang jam ini masih gue pakai kemana-mana. respon nya sih macem-macem dah bagi temen gue yang liat gue pakai jam tangan ini. ada yang ketawa sampai guling-guling, ada yang mendesah sambil goyang dribble, ada yang nangis, ada yang langsung kesurupan, macem-macem dah, gue sih ok-ok aja dengan gaya seperti ini, orang tamvan mah, bebas bergaya seperti apa saja wkwk. Dan sampai sekarang gue masih pakek jam tangan penuh sejarah ini. Jam yang di depan terdapat senyuman yang indah nan penuh akan kemewahan cinta, namun tersimpan segores luka yang mendalam akannya kemiskinan hati di belakangnya.